Sejarah Peradaban Cina Kuno:
Bagian dari Peradaban Kuno di Dunia Peradaban Cina
adalah beradaban tertua yang hingga sekarang masih bisa dirasakan. Cina
memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban dunia.
Hal itu bisa dilihat dari artefak-artefak yang ditinggalkan
atau falsafah yang ditinggalkan. Sebagai salah satu peradaban besar, tentu
saja sangatlah perlu untuk mengetahui sistem politik, ekonomi dan masyarakat
pada masyarakat Cina. Periodisisa sejarah Cina adalah:
- Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang digunakan ketika keakaisan Cina
kuno masih berkuasa adalah sistem pemerintahan yang sentralistik. Sistem
sentralistik ini bisa disetarakan dengan sikap absolutisme monarki. Sehingga
dalam pelaksananany timbullah istilah “semua tanah adalah tanah raja dan semua
orang adalah milik raja”.
Dalam pelaksanan pemerintahn raja juga memabgi tugas-tugas
bawahan. Pada masa kekaisaran kaisar terdapat enam orang bawahan. Enam orang
bawahan inilah yang akan melaksanakan perintah raja. Enam orang itu memiliki
tugas: menteri surga, pembuat kebijakan; menteri bumi, menteri berkenaan dengan
pendidikan; menteri musim semi, menteri berkenaan dengan pengadilan agama;
menteri musim panas, meneteri berkenaan dengan administrasi keseharian; menteri
menteri musim gugur, menteri berkenan dengan penjatuhan hukuman; menteri musim
dingin, menteri yang berkenaan dengan logistik negara, termasuk pembiayaan
proyek besar. Tiap menteri memiliki staff ratusan dari bagian-bagian. Kaisar
jug amengontrol enam kekuatan militer, setiap regional memiliki tiga, dua atu
satu yang disesuaikan dengan wilayah.
- Kemasyarakatan
Sistem keluarga Cina dipengaruhi oleh paham kekeluargaan
Konfusius. Menurut Olga Lang, orangtua dalam sistem keluarga Cina berkewajiban
mengajari anggota keluarganya tentang mekanisme Negara agar mereka bisa menerima
ororitas Negara. Lucian Pye melihat bahwa kultur politik Cina menekankan
interpendensi antara pemerintah dan keluarga. Karena, dalam masyarakat
tradisional Cina, keluarga berperan untuk mengurangi kekacauan dalam
institusi-institusi public, orangtua selalu menekankan order sosial dan
kesejahteraan setiap anggota keluarga.
- Ekonomi
Ekonomi Cina dibangun berdasarkan ekonomi agrarian. Ekonomi
agrarioa tyang memiliki system feodalistik. Sistem bahwa penguasaan tanah
memiliki peranan penting.
Pentingnya pertanian bagi Cina telah membawa perubahan pada
sisitem teknologi pertanian juga. Sisitem pertanian yang diterapkan Cina pada
waktu itu telah mengenal adanya sistem irigasi, rotasi tanaman pertanian, dan
penggunaan hewan sebagai alat pertanian.
Cina juga tidak tergantung pada pertanian saja, namun telah
mengembangkan hasil peternakan. Peternakan yang berkemabng dicina meliputi
peternakan domba, kambing dan sapi. Selain adanya binatang ternak setiap
penduduk juga memilki hewan untuk dipelihara, seperti lembu janta, babi dan
ayam. Perekonomian Cina juag dibantu dengan adanya perburuan yang dilakukan
penduduk.
Tidak hanya pertanian, Cina juga mengembangkan sistem
perdagangan dengan dunia luar. Cina telah menjalin hubungan dagang pertama kali
dengan melakuakn transaksi di sekitar Cina bagian utara dan laut Cina selatan.
Perdagang yang dilakuakn berupa perdagangan besi, timah, cangkang penyu, dan
produk kerajinan tangan. Dengan adanya perdagangan maka terjadilah pekembangan
teknologi peleburan besi, munculnya kota-kota dagang, dan penggunaan uang.
- Kondisi
lingkungan
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dataran rendah pada
aliran sungai Hwang Ho memiliki tanah yang subur, begitu juga dengan lembah
sungai yang berada dihilirnya (hilir sungai Hwang Ho dan Yang Tse). Sungai
Hwang Ho memiliki panjang 5.464 km, sungai ini merupakan sungai terpanjang
kedua di Tiongkok setelah Sungai Panjang (Yang Tse ). Sungai Kuning atau
Hwang-Ho bersumber di daerah pegunungan Kwen-Lun di Tibet. Setelah melalui
daerah pengunungan Cina Utara, sungai panjang yang membawa lumpur kuning itu
membentuk dataran rendah Cina dan bermuara di Teluk Tsii-Li di Laut Kuning.
Sedang di dataran tinggi sebelah selatan mengalir Sungai Yang Tse Kiang yang
berhulu di Pegunungan Kwen-Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur.
Peradaban Lembah Sungai Kuning adalah peradaban bangsa
Cina yang muncul di lembah Sungai Kuning (Hwang Ho atau yang sekarang disebut
Huang He).
Sungai Hwang Ho disebut sebagai Sungai Kuning karena
membawa lumpur kuning sepanjang alirannya. Sungai
ini bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun di Tibet
dan mengalir melalui daerah Pegunungan Cina Utara
hingga membentuk dataran rendah dan bermuara di Teluk Tsii-Li,
Laut Kuning. Pada daerah lembah sungai yang subur inilah
kebudayaan bangsa Cina berawal.
Dalam sejarah, daerah
tersebut menyulitkan masyarakat Cina kuno untuk melaksanakan
aktivitas hidupnya karena terjadinya pembekuan es di musim dingin dan
ketika es mulai mencair akan terjadi banjir serta air bah. Berbagai
kesulitan dan tantangan tersebut mendorong bangsa Cina untuk berpikir dan
mengatasinya dengan pembangunan tanggul raksasa di sepanjang sungai tersebut.
- Kehidupan
social budaya & kepercayaan
Dalam kehidupan sosial masyarakat Cina Kuno diatur dalam
aturan feodalisme. Kelompok bangsawan berkuasa atas rakyat. Rakyat wajib
membayar upeti/pajak kepada bangsawan. Masyarakat Cina Kuno menghormati
beberapa kekuatan gaib. Penghormatan itu ditujukan kepada:
Dewa Langit (Syangit) sebagai dewa tertinggi.
Kekuatan alam.
Arwah leluhur.
Sedangkan sistem pemerintahan yang lazim digunakan di Cina
ketika itu adalah sistem dinasti. Sistem ini menganut pergantian kekuasaan
secara turun-temurun. Dinasti-dinasti yang pernah berkuasa di Cina adalah:
Dinasti Shang
Dinasti Chou
Dinasti Chin
Dinasti Han
Dinasti Tang
Dinasti Shung
kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Tiongkok berdasarkan
ajaran-ajaran filsafat, ajaran filsafat Tiongkok mengajarkan tata cara hidup
bertuhan, bernegara, bermasyarakat dan berkeluarga. Para filsuf yang memberikan
dasar kepada sistem kepercayaan di Tiongkok yaitu:
a. Kong Fu-Tse (551-479 SM)
Ajaran yang dibawa adalah Kongfusianisme. Ajaran ini
berkisar pada masalah pemerintahan dan keluarga. Menurut Kong Fu Tse,
masyarakat terdiri atas keluarga-keluarga. Ini merupakan prinsip keseimbangan
hidup dan penempatan fungsi serta kedudukan setiap orang dalam hidup bernegara
dan bermasyarakat.
b. Lao Tse (605-531 SM)
Ajaran yang di bawa disebut Taoisme. Inti dari ajaran ini
bahwa orang harus mengikuti jalan (Tao) menurut alam dan menolak kehidupan
duniawi. Oleh karena itu, penganut Taoisme harus dapat memikul penderitaan
dengan hati yang tabah dalam keadaan bagaimanapun.
c. Meng Tse (372-289 SM)
Ajaran yang dibawa Meng Tse mengatakan bahwa pada dasarnya
semua manusia itu baik. Manusia memiliki sifat jahat karena terbentuk oleh
pemerintahan yang buruk dan kacau. Menurutnya, rakyat berhak memberontak dan
menumbangkan pemerintahan yang ada seandainya kaisar tidak memperhatikan
kesejahteraan rakyat.
d. Percaya Kepada Dewa
Sebelum Kong Fu-Tse dan Meng-Tse menyebarkan ajarannya,
bangsa Tiongkok percaya terhadap para dewa. Memreka memuja dan menganggap
dewa-dewa memiliki kekuatan alam. Dewa-dewa yang menerima pemujaan tinggi
adalah :
Feng-pa (dewa angin)
Lei-Shih (dewa angin taufan)
T’ai Shan (dewa penguasa bukit suci)
Ho-po (diberi sesajen oleh pendeta perempuan dengan
mempersembahkan gadis jelita)
e. Upacara Religi
Pada masa Dinasti Qin, dalam upacara keagamaan menggunaan
bejana, guci, mangkok, dan giok. Hal ini dianggap agar mereka mampu hidup
kekal.
Pada masa Dinasti Han, sudah dikenal tata cara pemakaman
yang menggunakan batu giok.
Pada dasar nya Pandangan Berfikir orang Cina selalu
mengembalikan hakekat keharmonisan antara kehidupan “langit” (alam gaib) dan
kehidupan di bumi (Alam Dunia Nyata). Mereka percaya bahwa alam semesta ini
sebagai akibat dari inkarnasi kekuatan alam. Alam di kuasai oleh spirit spirit
yang kekuatannya luar biasa. Menurut dasar pikiran orang Cina, seluruh fenomena
alam dapar di bagi menjadi dua klasifikasi yaitu “Yin” dan “yang” yang
Berarti Positif dan Negatif. Dalam Kehidupan orang Cina ada tiga ajaran
yang mereka anut yaitu : Taoisme, Konfucianisme, dan Buddha yang suka disebut
juga Tridharma.
- Pencapaian
ilmu dan teknologi
Sistem ilmu pengetahuan masyarakat Tiongkok kuno adalah
sebagai berikut:
Pada masa Dinasti Shang, terdapat pengetahuan dalam
ketrampilan berperang
Pada masa Dinasti Han, terdapat Seismograf yang pertama
(alat pencatat getaran bumi di waktu terjadi gempa)
Pada masa Dinasti Han, terdapat Gnomon (alat penunjuk
kedudukan matahari untuk mengetahui waktu)
Pada masa Dinasti Han, sudah mengenal sistem pengawetan
mayat.
Masyarakat Tiongkok kuno memeliki banyak ahli ilmu
astronomi, sehingga muncul dan berkembang sistem penanggalan
Sistem teknologi masyarakat Tiongkok kuno adalah
sebagai berikut:
Pada masa Dinasti Shang, pertanian telah menggunakan sistem
pengairan dan astronomi
Pada masa Dinasti Han, kepandaian membuat kertas dari kulit
kayu dan kain-kain tua
Pada masa Dinasti Shang, sudah mampu membuat senjata dan
peralatan dari perunggu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya : lonceng,
pisau, dan bejana ritual.
Di wilayah Tiongkok, orang-orang mampu mengolah
barang-barang tambang untuk memenuahi kebutuhan masyarakat, terutama perhiasan,
perabotan rumah tangga, alat-alat senjata dan lainnya.
- Pengaruh
peradapan cina
adanya kepercayaan tentang nasib dan peruntungan yang
didasarkan pada kejadian yang terjadi pada tubuh, seperti kepercayaan dalam
membaca garis tangan.
- lahirnya makanan-makanan yang berasal dari cina, seperti
bihun, mie, capcay, tahu , kecap, dll
- baju adat betawi yaitu baju koko berasal dari cina
- islam yang datang ke indonesia ada yang berasal dari cina,
terutama pada masa dinasti tang dan dinasti ming.
- banyaknya jenis batik yang menggunakan pola satwa cina,
seperti naga, burung poenix, kura-kura, kilin, dll.
- Filsafat
cina
Perkembangan Awal Filsafat Cina
Berdasarkan penemuan arkeologis, Cina Kuno itu sudah ada
sebelum periode Neolitik (5000 SM) baik di sebelah timur laut dan barat laut.
Pada periode tersebut, kehidupan komunitas suku berpusat pada penyembahan
dewa-dewa leluhur dan dewa-dewa alam. Yang dikenal pada periode ini adalah
budaya Yangshao, Dawenko, Liangche, Hungsan, benda-benda yang dikeramatkan dan
tempat penyembahan.
Pada masa budaya Lungshan (2600 SM-2100 SM), yakni pada saat
Raja Yao dan Shun memerintah, kebudayaan Cina yang berpusat pada pengorbanan
yang ditujukan bagi roh-roh alam dan nenek moyang tersebar ke daerah Henan,
Shandong dan Hubei. Mereka terintegrasi dalam sebuah keadaan politis yang
tersatukan, Xia. Ada juga tentang praktek li (ritual) dalam bentuk penghormatan
kepada nenek moyang.
Tradisi pemikiran filsafat di Cina bermula sekitar abad ke-6
SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze
dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas filsafat Cina.
Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya
dari filsafat India dan Yunani.
Pada masa hidup mereka, negeri Cina dilanda kekacauan yang
nyaris tidak pernah berhenti. Pemerintahan Dinasti Chou mengalami perpecahan
dan perang berkecamuk di antara raja-raja kecil yang menguasai wilayah yang berbeda-beda.
Sebagai akibatnya rakyat sengsara, dihantui kelaparan dan ratusan ribu
meninggal dunia disebabkan peperangan dan pemberontakan yang bertubi-tubi
melanda negeri. Tiadanya pemerintahan pusat yang kuat dan degradasi moral di
kalangan pejabat pemerintahan mendorong sejumlah kaum terpelajar bangkit dan
mulai memikirkan bagaimana mendorong masyarakat berusaha menata kembali
kehidupan sosial dan moral mereka dengan baik.
BUDAYAKAN TERIMA KASIH PADA KOLOM KOMENTAR JIKA TUGASMU TERSELESAIKAN !!!