Petani tembakau lereng merbabu saat ini sedang di hadapkan
dengan permasalahan tentang kondisi cuaca yang tidak menentu.jika pada umumnya
di awal bulan Agustus mereka sudah memulai panen raya tembakau, akan tetapi berbeda
untuk saat ini.Masyarakat mengeluhkan hujan yang terus saja turun meskipun pada
perhitungan “Pranoto mongso” (perhitungan
musim orang jawa) sudah menginjak bulan ke 2,itu artinya menunjukkan musim
kemarau. Namun kenyataanya masih saja turun hujan.
Sedangkan menurut perhitungan data BMKG, tahun ini memang mengalami perbedaan dengan tahun-tahun
sebelumnya,dimana curah hujan akan meningkat dan di mungkinkan akan mendominasi
di sebagian besar wilayah Indonesia. Atau yang sering juga disebut dengan
istilah Kemarau basah.
Bagi para petani Tembakau khususnya di wilayah lereng
Merbabu hal ini sangatlah merugikan, di karenakan tanaman tembakau milik mereka
banyak yang mengalami kerusakan, Daun membusuk ,Hama pampungen (penyakit di daun tembakau) dan akan terancam gagal
panen.<!-- Start of KomisiGRATIS.Com Script -->
<script type="text/javascript" src="http://komisigratis.com/ads.php?pub=23843"></script>
<!-- End of KomisiGRATIS.Com Script -->
<script type="text/javascript" src="http://komisigratis.com/ads.php?pub=23843"></script>
<!-- End of KomisiGRATIS.Com Script -->
Permasalahan kedua ialah jika hujan terus turun,kalaupun
daun tidak rusak namun tingkat ketebalan daun tembakau akan berkurang dan
menghasilkan tembakau berkwalitas buruk. sehingga berdampak pada hasil Rendemen menjadi berkurang.
Rendemen ialah perbandingan daun tembakau basah dengan hasil
akhir tembakau Rajang jadi.jika biasanya 100 kg daun basah berbanding menjadi
20kg tembakau Rajang jadi,maka karena pengaruh cuaca bisa saja hanya menjadi
12-13 kg tembakau Rajang jadi.dan ini akan berdampak pada kerugian petani
tembakau itu sendiri di karenakan biaya operasional tidak sebanding dengan
harga jual natinya.
Untuk mengurangi dampak kerugian dan sebagai solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut para petani terus mengambil daun tembakau yang
telah menguning kemudian di keringkan untuk tetap di jual atau biasa disebut dengan istilah Krosok (Daun
tembakau kering) namun harga Krosok di pasaran sangatlah murah yaitu sekitar
Rp. 4000;/kg,dan akan sangat berbeda jauh jika di banding dengan harga tembakau
kering jadi yang bisa menembus harga kurang lebih Rp.60.000;/kg.
Mengingat proses pengeringan tembakau Rajang sangatlah rumit
dan membutuhkan panas matahari yang cukup,hingga saat ini belum ada aktifitas
perajangan tembakau skala besar di wilayah lereng merbabu.(Boyolali 6 Agustus 2016.Teguh budiana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar